Sekilas pikiran menerawang dan sebuah lukisan elok pun muncul terbayang.
Lautan lepas dengan pulau-pulau karang yang tersusun rapih menyambut
beberapa ekor lumba-lumba yang berloncatan ceria. Langit yang biru
berpadu dengan indahnya riak ombak menyisir setiap pasir putih di tepian
pantai. Udara segar bertiup riuh rendah menjamin kesejukan alami khas
hutan-hutan tropis yang hijau. Suara burung-burung camar pun menyeruak
indah seakan bernyanyi dan mensyukuri pemandangan menakjubkan ini. Dari
dalam air pun berkeriapan berbagai ikan berwarna cantik menghiasi
karang-karang hidup yang menari gemulai. Ini adalah sebuah surga
kehidupan nyata di bumi.
Deskripsi tempat indah di atas bukanlah mimpi, semuanya nyata dan
benar-benar ada. Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat, Indonesia-lah
tempatnya. Kepulauan yang berada di ujung barat laut pulau Papua ini
memang sudah dikenal luas sebagai ‘tambang emas’ bagi para penggila
petualangan. Sedangkan, bagi para penyelam dalam dan luar Indonesia,
Raja Ampat dianggap sebagai surga yang tidak dapat diungkapkan
kata-kata. Satu-satunya cara untuk membuktikan berbagai pendapat ini
adalah dengan datang langsung menikmati ‘sang mutiara’ di ujung Papua
ini.
Raja Ampat adalah sebuah kabupaten dan merupakan bagian dari Propinsi
Papua Barat. Untuk mencapai Kepulauan ini, kita harus menginjakkan kaki
di kota Sorong terlebih dahulu. Biasanya para wisatawan banyak
menggunakan penerbangan untuk sampai ke kota ini. Setelah sampai kota
Sorong, kita dapat menggunakan sejenis kapal cepat yang biasa berlayar
dua kali sehari menuju Waisai, ibukota kabupaten Raja Ampat. Perjalanan
hanya akan memakan waktu sekitar 2-3 jam saja dari pelabuhan Sorong,
hingga sampai di pelabuhan Waisai Raja Ampat.
Secara umum, Raja Ampat adalah kepulauan yang terdiri dari banyak sekali
pulau karang dan tersebar luas di seluruh wilayahnya. Namun demikian,
Raja Ampat memiliki 4 pulau utama yang paling besar, yaitu Pulau Waigeo,
Pulau Batanta, Pulau Salawati, dan Pulau Misool. Empat pulau besar
inilah yang menjadi titik awal penyebaran seluruh penduduk Raja Ampat
yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan. Wilayah perairan adalah
daya tarik utama Raja Ampat, mengingat perairan Raja Ampat adalah salah
satu dari 10 perairan terbaik di seluruh dunia. Hal ini didasarkan pada
berbagai penelitian tentang kekayaan flora-fauna dan kelestarian alam
laut yang dimiliki Raja Ampat.
Sebuah laporan badan konservasi internasional pernah menyebutkan bahwa
perairan Raja Ampat memiliki sekitar 75% spesies laut seluruh dunia.
Bahkan, wilayah laut dan darat Raja Ampat yang memiliki luas 4,6 juta
hektar ini menjadi rumah bagi 540 jenis karang, 1.511 spesies ikan dan
ribuan biota laut lainnya. Oleh karena itu, dengan berbagai keunggulan
ini tidak heran apabila Raja Ampat saat ini dianggap sebagai surga bawah
laut tercantik di seluruh dunia.
Tidak hanya kekayaan alam bawah lautnya, Raja Ampat juga memiliki banyak
hal menarik di atas permukaan lautannya. Banyak sekali pantai-pantai
yang indah tersebar di seluruh kepulauan Raja Ampat. Umumnya, pantai ini
berpasir putih dan memiliki kehalusan mendekati tepung. Selain itu,
pulau-pulau yang membentuk deretan tebing tinggi pun banyak terdapat di
Raja Ampat. Bahkan, beberapa tempat seperti Piaynemo, Teluk Kabui, dan
Wayag telah terkenal hingga ke seluruh dunia lebih dulu sebelum dikenal
di dalam negeri. Hutan-hutan tropis pun tidak kalah menariknya, bahkan
ada beberapa tempat seperti desa Sawinggrai atau desa Saporkrein yang
menyuguhkan pengalaman tak terlupakan melihat burung Cenderawasih dari
dekat. Seperti kita ketahui, burung Cenderawasih adalah burung langka
dan cantik khas Papua yang sering disebut sebagai burung surga.
Belum selesai sampai di kekayaan alam saja, Raja Ampat juga memiliki
berbagai kebudayaan dan kesenian yang sangat unik dan menarik. Beberapa
desa di Raja Ampat memang sudah mengukuhkan keberadaan mereka sebagai
desa wisata, salah satunya adalah Desa Arborek. Desa yang berada di satu
pulau kecil ini memiliki banyak sekali kesenian, mulai tarian-tarian
tradisional, makanan Sinole yang dibuat dari sagu, hingga kerajinan
anyaman daun pandan khas Arborek yang sudah diwariskan secara
turun-temurun antar generasi. Desa Arborek hanyalah satu diantara
desa-desa lain dengan keunikannya masing-masing.
Berbagai peninggalan sejarah pun banyak terdapat di Kepulauan yang
memiliki ikatan dengan kesultanan Tidore, Maluku ini. Mulai dari
sebagian penduduknya yang memiliki darah kerajaan Tidore Maluku,
peninggalan-peninggalan perang dunia ke 2, sampai gua-gua dengan lukisan
tangan khas manusia purba pun tersebar luas di Raja Ampat. Mempelajari
keunikan Raja Ampat seolah tidak ada habisnya, inilah yang membuat
kepulauan ini begitu berjaya hingga saat ini.
Betapa kayanya alam, sejarah dan budaya Kepulauan Raja Ampat, sehingga
membuat dunia berdecak kagum. Kini Raja Ampat sudah menjadi salah satu
tujuan wisata terkenal di dunia, hanya saja karena akses yang terbatas,
untuk mencapainya diperlukan biaya yang tidak sedikit. Namun, tidak
perlu khawatir, Raja Ampat semakin hari semakin berbenah diri dengan
menyediakan berbagai fasilitas untuk semua kalangan. Penginapan
berbentuk resort dengan harga mahal hingga motel kecil nan murah akan
mudah kita jumpai di Raja Ampat. Para wisatawan hanya perlu lebih bijak
untuk menjaga kepulauan indah ini agar selalu terjaga supaya
keindahannya dapat terus dinikmati hingga generasi-generasi berikutnya.
Sebagai penutup, alam indah nan elok Raja Ampat ini tidak lepas dari
kisah-kisah legenda yang telah dipercaya turun-temurun oleh seluruh
masyarakat asli Raja Ampat. Konon, nama Raja Ampat diambil dari tujuh
telur yang ditemukan oleh seorang wanita leluhur mereka. Empat
diantaranya menetas menjadi empat orang pangeran yang kelak menjadi Raja
atas 4 pulau besar Waigeo, Salawati, Batanta, dan Misool. Sedangkan 4
lainnya menjadi hantu, seorang wanita dan sebuah batu. Kisah inilah yang
secara tradisi dipercaya oleh masyarakat setempat sebagai awal mula
berdirinya Raja Ampat. Memang masih sulit dipercaya secara akal sehat,
namun bila kita menelaah lagi maknanya, alam Raja Ampat adalah sebuah
tempat sakral layaknya kerajaan yang harus tetap dijaga dari kerusakan
dan kehancuran. [@phosphone/IndonesiaKaya]
Friday, January 17, 2020
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment